Pengertian Beban Listrik atau Electrical Load, Apa Saja Jenis-jenisnya?

Aug 2024

Beban listrik atau electrical load adalah istilah konsep dasar yang sangat penting untuk dipahami dalam dunia kelistrikan. Beban listrik ini akan terlihat saat kita membayar tagihan listrik atau saat membeli token listrik. 

Secara teknis, ada sejumlah komponen rangkaian yang berbeda yang dapat bertindak sebagai beban listrik. Misalnya saja di rumah, beban listrik terdapat pada peralatan elektronik yang dipakai sehari-hari.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan beban listrik, dan mengapa hal ini begitu krusial dalam berbagai aplikasi kelistrikan? Artikel ini akan membahas pengertian beban listrik, fungsinya, serta 4 jenis utama beban listrik yang sering dijumpai.

 

Baca Juga: 7 Peralatan Distribusi Listrik Tegangan Menengah, Ada LBS Hingga Trafo

 

Apa Itu Beban Listrik?

Beban listrik atau electrical load mengacu pada komponen atau perangkat yang menggunakan listrik untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan kata lain, beban listrik adalah segala sesuatu yang mengonsumsi energi listrik dalam suatu rangkaian listrik. Contoh sederhananya adalah lampu, kipas angin, atau alat-alat rumah tangga lainnya yang beroperasi dengan listrik. Beban listrik terhubung dengan sumber tegangan, yang kemudian mengalirkan energi ke perangkat tersebut.

Secara teknis, beban listrik adalah ukuran daya yang diperlukan oleh perangkat untuk beroperasi, biasanya diukur dalam satuan kilowatt-jam (kWh). Beban listrik ini juga merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya tagihan listrik Anda setiap bulan. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran beban listrik di antaranya sifat beban, fungsi, dan jumlah fasa listrik yang digunakan.

Fungsi Beban Listrik

Fungsi utama dari beban listrik adalah untuk mengubah energi listrik menjadi bentuk energi lain yang berguna, seperti energi cahaya, panas, atau mekanis. Beban listrik memastikan energi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu untuk keperluan rumah tangga, industri, maupun komersial.

Beban listrik juga dapat berpengaruh terhadap aliran arus dalam rangkaian. Beban yang lebih besar akan menurunkan arus yang mengalir, sedangkan ketiadaan beban yang memadai dalam rangkaian dapat menyebabkan korsleting yang berpotensi merusak sistem kelistrikan. Dengan kata lain, beban listrik bukan hanya sekadar komponen yang mengonsumsi energi, tetapi juga elemen kunci yang memengaruhi keselamatan dan efisiensi sistem listrik Anda.

4 Jenis Beban Listrik

1. Beban Resistif

Beban resistif adalah jenis beban yang mengubah energi listrik menjadi energi panas atau cahaya. Contohnya adalah elemen pemanas, seperti setrika, oven listrik, lampu pijar, dan pemanas air. Beban resistif memiliki sifat yang stabil, artinya arus dan tegangan berada dalam fase yang sama serta tidak bergantung pada frekuensi arus listrik yang mengalir melalui sirkuit.

2. Beban Induktif

Beban induktif mengubah energi listrik menjadi energi mekanis atau magnetis dan terdiri dari komponen yang memiliki sifat induktansi. Contoh beban induktif adalah motor listrik, kipas angin, dan kompresor. Pada beban induktif, arus tertinggal dari tegangan, sehingga terjadi pergeseran fase antara keduanya.

3. Beban Kapasitif

Beban kapasitif adalah jenis beban yang mengubah energi listrik menjadi energi listrik yang tersimpan dalam medan listrik, terdiri dari komponen yang memiliki sifat kapasitansi. Kondensator (kapasitor) merupakan contoh utama dari beban kapasitif. Pada beban kapasitif, arus mendahului tegangan. Pergeseran fase ini menyebabkan efek faktor daya yang rendah pada sistem kelistrikan.

4. Beban Kombinasi

Beban kombinasi adalah gabungan dari beban resistif, induktif, dan kapasitif. Peralatan elektronik modern sering kali termasuk dalam kategori ini karena menggunakan kombinasi dari ketiga jenis beban tersebut untuk bekerja secara optimal.

Powered by Froala Editor

Contoh Beban Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari

Beban listrik sangat beragam dan dapat ditemukan dalam hampir setiap aspek kehidupan kita. Lampu adalah contoh dari beban resistif, kipas angin merupakan beban induktif, dan peralatan elektronik seperti komputer atau televisi dapat digolongkan sebagai beban kombinasi. Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian elektronik adalah contoh dari beban kapasitif.

Berdasarkan ukuran tegangannya, beban listrik dapat disesuaikan menjadi 3 kebutuhan, yaitu listrik tegangan rendah, listrik tegangan menengah, dan listrik tegangan tinggi.

Beban listrik tegangan rendah diaplikasikan pada rangkaian kelistrikan rumah tangga yang membutuhkan daya kecil untuk mensuplai perangkat elektronik seperti ponsel, kipas angin, televisi, dan lainnya. Biasanya, beban listrik tegangan rendah berada di antara 240 V hingga 600 V yang cenderung aman apabila tidak sengaja tersentuh.

Sementara itu, beban listrik tegangan menengah digunakan pada rangkaian kelistrikan bangunan komersil, fasilitas publik, hingga industri dan bisnis. Beban listrik ini lebih tinggi dari tegangan listrik rendah, yaitu sekitar 2.400 V hingga 69.000 V untuk mengaliri peralatan listrik atau mesin yang membutuhkan daya besar.

Terakhir, beban listrik tegangan tinggi yang terdapat pada jaringan distribusi listrik, seperti tiang listrik atau SUTET. Beban listrik ini memiliki daya dalam jumlah yang sangat tinggi, sekitar 115.000 V hingga 1.100.000 V. Tegangan yang sangat tinggi itu dapat membahayakan saat terjadi gangguan atau tersentuh manusia.

 

Baca Juga: 6 Contoh Penggunaan Load Break Switch di Kehidupan Sehari-hari

 

Alat Perlindungan Beban Listrik

Pada beban listrik tegangan menengah dan tinggi yang bisa membahayakan manusia, tentu diperlukan perangkat perlindungan agar beban tersebut tidak memicu bahaya saat terjadinya gangguan listrik, seperti korsleting, lonjakan tegangan, atau overload listrik.

Salah satu alat yang digunakan untuk melindungi sistem listrik dalam kondisi adanya beban adalah sakelar pemutus beban atau Load Break Switch (LBS). Perangkat ini berfungsi untuk untuk memastikan proses pemutusan dilakukan dengan cepat dan efisien sehingga mencegah terjadinya lonjakan arus yang dapat merusak komponen lain. Hal ini memastikan keamanan saat Anda melakukan perawatan pada rangkaian listrik. 

Dengan adanya Load Break Switch, pemutusan arus listrik dapat dilakukan secara aman tanpa menyebabkan kerusakan pada perangkat lain yang terhubung dalam sistem. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan Load Break Switch yang Anda gunakan memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan dalam setiap kondisi.

Untuk perlindungan beban listrik yang optimal, Anda bisa memilih Load Break Switch dari merek Socomec. Socomec dikenal dengan produknya yang berkualitas tinggi dan mampu memastikan pemutusan arus listrik pada kondisi beban berjalan dengan aman dan efisien. Dengan menggunakan Load Break Switch Socomec, Anda dapat meningkatkan keandalan dan keselamatan pada sistem kelistrikan.

Powered by Froala Editor

www.hokione.id

Related News

Sep 2024
Penyebab meteran listrik ada tulisan PERIKSA bisa bermacam-macam, terutama berhubungan denga gangguan kelistrikan yang berbahaya jika dibiarkan. Pernahkah Anda melihat tulisan "PERIKSA" pada meteran listrik di rumah? Jika iya, hal itu bisa menjadi tanda adanya masalah pada instalasi listri... See More
Feb 2023
Sarung tangan merupakan salah satu alat terpenting untuk dimiliki bagi para teknisi listrik maupun, karena selain melindungi tangan dari menempelnya kotoran, bahan kimia debu kotor dan lainnya, sarung tangan juga akan melindungi mereka dari goresan atau tertusuk benda tajam saat bekerja.  Tanta... See More